Thursday, July 30, 2009

Pembangkit Listrik Tenaga Otot (PLTO)

Lowongan Pekerjaan:
Gaji dan insentif menarik, bonus, Jaminan Keselamatan Kerja, Asuransi Kesehatan, Dana Pensiun.
Sebuah perusahaan membutuhkan beberapa tenaga kerja dengan kualifikasi:
1. Mampu bekerja keras dalam tekanan
2. Mampu bekerja sama dalam tim
3. Disiplin
4. Pendidikan dan pengalaman tidak diutamakan
5. Jenis kelamin tidak diutamakan
Untuk ditempatkan sebagai Pemutar Turbin di Pembangkit Listrik Tenaga Otot (PLTO)

Lho…kenapa tidak? Think outside the box
Sumber daya alam sudah semakin langka, dan biaya perolehannya pun sampai dengan siap digunakan untuk pembangkit listrik juga mahal. Sementara itu masih banyak terdapat angkatan kerja yang belum mendapatkan pekerjaan, terutama yang unskilled dan uneducated. Daripada menimbulkan masalah sosial, lebih baik dikaryakan untuk memutar turbin. Pekerjaan memutar turbin bisa dilakukan dengan pembagian waktu untuk masing-masing pekerja sesuai dengan waktu normal bagi seseorang untuk mampu memutar turbin secara terus-menerus sehingga listrik dapat digunakan selama 24 jam.

Tidak ada yang salah dan aneh, tidak juga melanggar martabat manusia karena tidak ada pemaksaan dan mereka juga memperoleh imbalan atas tenaganya. Biaya pembelian batubara atau sumber energi yang berasal dari fosil lainnya, biaya pembuatan teknologi untuk mengubah tenaga angin dan matahari menjadi energi listrik bisa dikompensasi menjadi upah bagi tenaga pemutar turbin. Kalaupun nanti harga upahnya jatuhnya lebih mahal, saya kira bisa disesuaikan dengan harga jual listrik nantinya. Tapi perlu dilakukan perhitungan yang matang. Makanya jangan ada monopoli, gairahkan sektor swata di sektor pelistrikan seperti di industri telekomunikasi. Ini cuma ide yang muncul ketika menikmati gelapnya malam sambil makan pisang goreng di teras rumah.

Kebutuhan terhadap listrik terus berkembang seiring pertumbuhan penduduk. Pembangunan merupakan konsekuensi dari pertumbuhan penduduk. Mengatasi masalah suplai listrik tidak hanya menghasilkan solusi untuk masalah yang ada saat ini. Harus dipikirkan beberapa tahun ke depannya. Kadang ‘terobosan’ saja tidak cukup, tapi perlu pemikiran liar yang dijinakkan.

Jangan main-main dengan pelayanan publik. Kalau tidak sanggup, mundur sajalah….daripada dicaci maki.

Tips aman dan nyaman hidup di Palu

Tips aman dan nyaman hidup di Palu
1. Pastikan bahwa HP, laptop, kamera dan semua barang2 menggunakan energi listrik anda setiap saat telah terisi penuh baterainya
2. Jika di tempat tinggal anda menggunakan pompa air listrik, pastikan selalu bak air anda terisi penuh
3. Siapkan selalu parfum, biasanya disekitar anda banyak yg tidak sempat mandi, hati2 juga dengan pasangan atau pacar anda, biasanya dia tidak mandi
4. Belilah tongkat untuk digunakan berjalan dalam rumah pada malam hari apabila listrik padam
5. Hati2 terhadap bahaya kebakaran,terutama jika anda menggunakan penerangan lilin
6. Siapkan selalu peredam suara untuk telinga anda, karena banyak genset yg meraung-raung disekitar anda
7. Hati2 berkendara di malam hari, jalanan gelap
8. Hati2 melewati perempatan jalan, biasanya traffic lightnya tdk berfungsi jika listrik mati
9. Jika anda pelajar/mahasiswa, jangan tunda2 waktu, belajarlah selagi kesempatan terang itu ada
10. Bagi ibu2 rumah tangga, kulkas dan freezer sudah tdk bisa diandalkan lagi, belilah bahan makanan mentah secukupnya
11. Hati2 terhadap maling, gelap bagi mereka adalah kesempatan
Mungkin ada yg mau menambahkan..??? silahkan…

Game Theory

Game Theory....

Ini antara kau dan aku....
Kita berdua sama-sama bekerja keras.
Aku diberi uang Rp. 100 jt oleh seseorang yang telah kita bantu bersama sebagai rasa terima kasihnya kepada kita berdua. Karena aku paling ngganteng maka orang itu pada awalnya memberikan seluruh uang tersebut kepadaku dan memintaku untuk memberikannya juga kepadamu secara 'adil' menurut versiku. Ketika memberikan uang tersebut yg juga kamu saksikan ketika itu, orang itu berkata mengajukan beberapa syarat, diantaranya;
1. Din...berikan juga kepada temanmu beberapa bagian dari uang ini, jumlahnya kamu yang tentukan !!!
2. Din..kamu hanya boleh menawarkan satu kali saja
3. Jika temanmu itu menolak/keberatan dengan jumlah yang kau tawarkan, maka uang 100 jt itu akan sy ambil kembali, dan kalian berdua tidak akan mendapat apa2...ingat hanya boleh sekali penawaran saja.

Setelah berpikir....maka saya memutuskan hanya akan memberimu 1 juta saja. Sekarang...apa keputusanmu??? Apakah kamu akan:
A. Menerima penawaranku, sehingga kamu memperoleh 1 juta dan aku memperoleh 99 juta, atau
B. Menolak penawaranku, sehingga kita berdua tidak mendapat apa-apa.........

Tidak ada pilihan lain selain dua pilihan di atas. Ingat hanya sekali penawaran saja. Apa pilihan kamu?? A atau B ??????????
Ingat bukan saatnya lagi mencontreng.....hehehe

Teknologi Untuk Dakwah

Ass. wr wb
Saya termasuk orang yang biasanya ngantuk klo lg mendengarkan ceramah/khutbah jumat di masjid. Apalagi klo yg bawain hanya sambil baca tanpa ekspresi. Ada yg bilang itu karena setan yg menggodamu utk tidur...bah..memang isi dan cara mbawanya aja yg gak menarik. Paling sebel klo dengerin yg isinya sangat provokatif, juga sebel klo terlalu banyak ngelucu...lebih banyak ngelucunya drpada isinya, nggak pada tempatnya banget.

Saya tadi ...baru saja ketemu dgn khotbah yg bagus tentang Istiqamah, Istikarah, dan Istighfar. Sangat menyentuh hati. Dan saya liat org2 disekitar saya sangat antusias memperhatikannya...oohhh kemana syeitan? Lari...pergi ke t4 lain yg ceramahnya gak sip...

Setelah shalat selesai..saya tidak langsung keluar. Masih duduk2 dan melihat-lihat isi mesjid. Mesjidnya bagus, tergolong mewah dari yg pernah saya liat sebelumnya. Semua berkeramik, dindingnya pun berkeramik, ditambah kaligrafi di mana-mana. Arsitekturnya lumayan bagus, sangat memperhatikan aspek keindahan menurut saya. Pokoke sangat membanggakan....

Tiba2 saya berpikir....kenapa ya di mesjid2 selalu gak tersedia proyektor LCD (maap klo salah nyebutin namanya). Itu lho yang biasa dipake utk presentasi di kelas2 atau biasa dipake dosen utk mengajar. Padahal kan harganya gak seberapa tuh dibandingkan fasilitas yg lainnya yg biasanya ada di masjid2. Apa karena gak boleh ya ??? Klo emang gak boleh ada di mesjid, kenapa ya? Toh alat2 elektrik lainnya seperti pengeras suara dan AC yang pada jaman Rasulullah dulu gak ada kok bisa ada di Masjid...

Klo ada LCD itu kan si penceramah jd lebih mudah menyampaikan isi ceramahnya, sang jamaah juga lebih mudah nangkep isinya dengan bantuan fasilitas visualnya. Yang mengantuk bisa jd berkurang. Kegiatan ceramah menceramahi jd lebih menantang dan anak2 muda akan dengan senang hati menggelutinya.

Mari gunakan teknologi utk berdakwah, asal gak melanggar ketentuan yg ditetapkan Rasulullah....mgkin memang keberadaannya alat itu gak boleh...maap klo sy gak tau....
Demikian Ardinbanget melaporkan dari Depok utk dunia.........
Wassalam..................

Obrolan Warung Burjo...

@ Warung Burjo, Pondok Cina, Depok
08/7/09...........09.00

Ardin : " Neng, mi goreng pake telor, sawinya yg banyak ya, ma kopi item!!!! "
Si Neng : " Tumben baru keliatan bang, pulang kampung ya? "
Ardin : " Lg banyak show, Neng. "
Si Neng : " Gak nyontreng bang? " sambil nyodorin kopi..
Ardin : " Gak terdaftar...Neng gak nyontreng? "
Neng : " Gak bang..."
Ardin : " Kenapa? Gak terdaftar juga ???"
Neng ; " Kan baru 16 tahun "
Ardin ; (Tuing..tuing..kaget ...gw pikir nie neng dah 20an) " ooo..."
Gw perhatiin lama wajah si neng..eh dia juga ngelirik ma gw...lama gak ada kata2 keluar, sampai dia nyodorin mie goreng ke depan gw...
Neng : " Kok diem aja bang? "
ohh..uh..eh... hampir aja mie gw masuk hidung gara2 salah tingkah
Ardin : " Kan lg makan Neng..."
" Sekolahnya di pesantren ya? " ngelantur...
Neng : " Dulu cuma sampe SD di kampung"
Ardin : " ooo...enakan nyari duit sendiri ya neng?"
Neng : " Enakan sekolah lah bang, tp klo gak punya duit gmana mo sekolah, sekarang sie sekolah dah gratis katanya tuh di tipi...jaman saya dulu gak gratis."
Ardin : " Klo misalnya jaman dulu dah gratis, sekolahnya dilanjut ke smp gak? "
Neng : " Ya gak tau juga sie Bang " sambil tersenyum...senyum manis wanita priangan...
Ardin ; " Dah nikah belum neng? "
Neng : " Belum"
Entah mengapa...gw jd seneng denger jawaban ini...OMG!!!!
Neng : " Klo abang udah belum??? "
Ardin : ..........................
.

Maaf Mbak....

Ketika gw lagi lelap tidur....tiba2 terbangun oleh sentuhan tangan perempuan cantik

" Maaf Mas....kopinya...6000 rupiah" sambil menunjuk ke segelas kopi di samping jendela kereta, di samping gw, yang sudah gw minum setengahnya.
" Sialan...gw ketipu nie" umpat gw dalam hati sambil mengeluarkan duit untuk membayar.
Si Mbak itu tersenyum..mungkin tanda terima kasih.

Setelah membayar dan Si Mbak itu lenyap dari pandangan, berkata setengah berbisik penumpang di belakang gw kepada teman di sampingnya " Aku kira tadi 'Teh' nya juga gratis".

Gw jadi ingat beberapa jam sebelumnya, perempuan cantik, petugas Kereta Api itu bersama seorang temannya yang juga cantik, berkeliling ke tiap-tiap penumpang dan bertanya dengan pertanyaan yang sama pada tiap penumpang...
" Maaf Pak/Bu...servicenya mau diambil? Ada nasi goreng, soto, rawon?"
" Nasi goreng " jawabku cepat.
" Minumnya? Ada Kopi, Kopi Susu, Teh ?"
" Kopi aja" jawabku lebih cepat lagi ditambah senyum.

Gw tarik napas panjang, trus gw lepas...ikhlassss.........
.......
Berapa sie? cuma 6000 rupiah kok.
Gw lirik kopi gw yang masih tersisa setengahnya
Begitu gw mau minum, gw lihat di sekitar gelas ada beberapa ekor hewan kecil mirip anak kecoa yang mondar-mandir
Gw hitung ada +- 30an ekor
..............................................

Beberapa saat setelah kejadian itu, si Mbak lewat lagi.
Gw perhatiin...ah ternyata dia gak cantik.

(Perjalanan Jombang-Jakarta, KA Bangunkarta, gerbong eksekutif, 1 Feb 2009)

Hati-hati di KA Eksekutif Bima

Sakiiiit.....bener-bener sakit hati, begitu saya buka tas dan melihat 3 buah majalah "Cosmopolitan" (yang buat perempuan) edisi jadul. Seharusnya bukan majalah2 itu yang nangkring di situ, tapi laptop saya, dan saya gak pernah merasa membawa majalah2 itu. Oooohhh, laptopku hilang...diganti ama 3 majalah edisi jadul.

Ternyata si maling juga turut membawa serta chargernya, padahal charger itu saya letakkan di bagian lain dari tas yang saya bawa. Hmmm...si maling rupanya punya waktu banyak untuk membongkar tas saya yang saya taruh di rak di atas kepala saya

Kejadiannya terjadi di atas kereta api Eksekutif Bima (7/1/2009) ketika saya melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Kertosono (Jawa Timur). Sebenarnya saya gak nyaman2 banget naik KA Eksekutif karena ACnya terlalu dingin (maklum Ndeso), tetapi saya gak ingin direpotkan utk setiap saat selalu waspada terhadap barang2 bawaan saya. Niat saya ingin istirahat di Kereta. Saya rela bayar mahal (utk ukuran saya) untuk keamanannya. Ehhh...tetep aja hilang...

Buat dirimu yang telah mengambil laptop gw " Sumpah...gw ikhlas...gw akan kasih laptop gw ke lo klo emang butuh, gw janji, tapi ijinkan gw backup/copy dulu file2nya, disitu ada file2 ttg pekerjaan ama kuliah gw, yg bagi gw sangat penting"

Imel gw: ardinbanget@gmail.com

Buat yang koleksi majalah "Cosmopolitan", saya punya edisi Mei 2002, Maret 2004 dan Januari 2005, mau gak tukeran ama laptop? hehehe

Hiburan saya sekarang adalah membaca tiga majalah itu, lumayan juga buat nambah pengetahuan, terutama saya suka baca artikel2 tentang sexnya,...hahaha( gw masih bisa tertawa nie)

Hati-hati naik KA Eksekutif Bima, namanya aja yg keren....

Masih tentang listrik...

Beberapa saat yang lalu saya mengisi liburan di kota Palu, berkumpul bersama keluarga merayakan Idul Fitri. Satu hal yang paling menonjol yang membedakan kota ini dengan kota-kota lainnya yang pernah saya kunjungi dan tinggali adalah listriknya. Selama 5 tahun saya di Palu, sejak tahun 2003 s.d 2008 masalah ketersediaan listrik tidak kunjung terselesaikan, bahkan makin parah.
Sekarang sudah banyak warganya yang menggunakan genset (baca: pembangkit listrik kecil berbahan bakar bensin/solar yang cukup untuk memenuhi kebutuhan minimum rumah tangga). Ada juga yang belum memilikinya, mungkin mereka masih yakin keajaiban akan datang, atau karena belum kebagian genset, maklum stoknya juga terbatas. Ketika saya berkunjung ke toko penjual genset, pemilik tokonya bercerita bahwa ia kewalahan memenuhi permintaan masyarakat. Yang bener saja om? Seharusnya bukan mengeluh dengan kata “kewalahan”, ente senang dagangan ente laku keras. Apalagi saya perhatikan harganya di atas harga rata-rata nasional.
Permintaan masyarakat akan listrik ternyata sangat tinggi. Saya yakin jika harus dilakukan perhitungan, biaya produksi listrik yang ditanggung rumah tangga dengan genset pasti lebih mahal daripada membelinya dari PLN. Tetapi mengapa masyarakat rela membayar lebih mahal? Karena listrik termasuk kebutuhan yang sangat penting. Semakin tinggi tingkat pendapatan dan kemakmuran masyarakat, semakin tinggi kebutuhan akan listrik. Kesimpulannya, tidak ada masalah dengan sisi permintaan, masyarakat pasti membutuhkan listrik. Ini seharusnya menjadi insentif bagi produsen untuk terus berproduksi memenuhi permintaan pasar.
Lalu kenapa pasar gagal menyediakan listrik? Kesalahan ada di sisi penawaran/produksi listrik. Penyebabnya? Regulasi yang tidak tepat. Regulasi menyebabkan alokasi sumber daya yang tidak efisien. Produsen jadi tidak bergairah melakukan penawaran listrik. Apakah karena adanya si PLN? Iya jelas. PLN melakukan dua jenis kegiatan yang merusak pasar. PLN melakukan monopoli pembelian sekaligus monopoli penjualan listrik. Astaga...
Masih banyak pihak yang bertahan dengan pendapatnya bahwa PLN tidak memonopoli listrik. Bahkan ada dosen saya yang juga berpendapat demikian. Menurut mereka ini, PLN hanya memonopoli distribusinya saja. Apa-apaan ini, menguasai distribusi ala PLN sekarang, berarti jelas menguasai semua muanya baik konsumsi maupun produksi. Dan dimana-mana di dunia ini yang namanya monopoli mengurangi kesejahteraan karena tidak efisien.
Memang pihak swasta diberi kebebasan untuk melakukan produksi listrik, tetapi ketika akan menjualnya, mereka harus menjualnya ke PLN. Ini monopoli konsumsi. Lalu oleh satu satunya PLN yang tiada duanya di Indonesia itu menjual lagi listrik yang telah dibelinya tadi ke masyarakat. Ini monopoli juga namanya.
Tujuan adanya PLN ini memang awalnya mulia pada niatnya. PLN diharapkan mampu mengontrol harga listrik sehingga pemerataan terhadap akses listrik dapat tercapai. Dengan adanya PLN diharapkan bukan hanya masyarakat yang mampu saja yang dapat mengakses listrik, masyarakat kurang mampu pun dapat membelinya. Tetapi setelah sistem ini berjalan, ternyata banyak kekurangannya. Pihak swasta yang memproduksi listrik jadi tidak bergairah untuk memproduksi listrik. Akibatnya pasokan listrik berkurang, padahal kebutuhan masyarakat akan listrik terus meningkat seiring perkembangan perekonomian.
Lalu bagaimana yang baik? Menurut saya, serahkan saja pada mekanisme pasar. Biarkan “tangan-tangan tak nampak” (The invisible hand) yang mengaturnya. Pertemukan langsung pembeli dan penjual. Biarkan kekuatan permintaan dan penawaran yang menentukan harga. Potong jalur distribusi yang rumit dan tidak efisien, ini akan menjawab keluhan PLN selama ini yang katanya selalu merugi. Ya, PLN gak akan rugi lagi, karena PLN sudah tamat. Maksud saya PLN model sekarang yang bekerja dengan monopolinya itu. Artinya refungsionalisasi PLN atau apalah istilah yang tepatnya untuk itu.
Memang ada kekhawatiran bahwa mekanisme pasar di atas akan merugikan konsumen karena harga akan lebih tinggi dan tidak stabil daripada sebelumnya. Mari kita lihat contoh pada awal tulisan ini di atas (kasus pembelian genset). Ini membuktikan bahwa masyarakat lebih membutuhkan ketersediaan listrik daripada harga yang lebih murah tapi listrik langka. Masyarakat bersedia membayar lebih mahal untuk mendapatkan listrik, masyarakat kita bertindak rasional kok, karena memperoleh kepuasan yang lebih dari kondisi sebelumnya.
Disamping itu, mekanisme pasar terbuka memungkinkan banyak pemain di pasar. Masing-masing produsen bersaing merebut hati konsumen untuk membeli listrik hasil produksinya dengan menetapkan harga yang lebih murah dari pesaingnya. Produsen akan berusaha tampil seefisien mungkin. Hal ini akan mendorong pada tingkat harga pasar yang serendah-rendahnya. Ini menguntungkan konsumen namun produsen juga masih memperoleh keuntungan yang wajar. Coba saja bandingkan industri telekomunikasi yang dulu dengan sekarang. Dulu harga kartu perdana dan pulsanya sangat mahal ketika masih dikuasai oleh Telkomsel dengan produk Simpati-nya. Sekarang, ketika produsennya/pemainnya sudah banyak, apa berani Telkomsel menjual seperti harganya dulu? Klo iya, bisa tamat riwayatnya.
Bagaimana dengan infrastruktur yang sudah ada sekarang termasuk jaringan-jaringannya yang sudah sampai ke rumah-rumah? Nah menurut saya, inilah yang harus disediakan dan dikelola oleh negara. Bisa lewat PLN lagi atau lebih baik ganti nama aja deh dengan yang lebih keren. Biaya penyediaan dan pengelolaannya dibebankan kepada produsen yang akan menggunakannya, lewat tarip yang bisa dihitung beradasarkan satuan listrik yang berhasil dijualnya. Produsen akan memperhitungkan biaya ini sebagai biaya produksinya. Tapi harga jual tetap sepenuhnya berada diantara kekuatan permintaan dan penawaran.
Saya bayangkan, dengan cara ini nantinya akan banyak tersedia meteran atau sejenisnya yang lebih simpel di masing-masing rumah/pelanggan. Pelanggan tinggal memilih yang mana yang akan digunakannya sesuai keinginannya.
Untuk merangsang persaingan, perlu regulasi yang mendukung. Peran pemerintah, terutama pemda sangat vital. Pemda harus memberikan insentif terhadap investasi, bisa berupa pajak yang lebih ringan dan birokrasi perijinan yang ringkas. Model ini akan berjalan baik dengan asumsi didukung oleh birokrasi yang bersih dan ringkas. Intervensi pemerintah harus yang mendukung iklim persaingan, bukan malah sebaliknya. Oh ya, mungkin akan berjalan lebih baik lagi jika pengelolaan listrik diserahkan ke pemda masing-masing daerah. Tidak sentralistik seperti sekarang. Tapi ini perlu kajian yang lebih jauh lagi.
Whalah...panjang juga tulisan ini, hehehe, ya...ini Cuma sumbang pikiran sederhana saja dari saya dengan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki. Maksud saya, pasti ada hal-hal yang belum saya kuasai betul dengan apa yang saya tulis ini. Silahkan ditanggapi dan dikoreksi, monggo..., ikhlas kok. Saya hanya mencoba mengajak berpikir, sapa tau kita temukan model terbaik. Yang jelas, ini berawal dari kejengkelan saya....hihihi.
Ente pedagang genset, siap-siap beralih profesi

Palu..ohh..Palu....wajahmu gelap

Byar..pet..byar..pet..
Nyala..mati..nyala mati..
Sehari nyala...sehari mati...
Capede........

Mungkin bagi yang tinggal di sebagian besar Pulau Jawa gak mengalami hal ini, sekaligus gak akan menyangka klo ini benar-benar terjadi di Kota Palu. Ini nyata man..realita. Saking sudah terbiasanya, sampe-sampe orang-orang jadi merasa aneh klo listrik nyalanya agak lama di kota ini. Banyak matinye daripada nyalanye. Ampun....betah amat tinggal di sini.

Maaf sedikit emosional, tapi emang bener-bener saya sering emosi tinggal di kota ini gara-gara listriknya.

Wahaiii pemimpin......wahai pemikir...wahai kalian yang telah bersedia duduk disitu untuk kepentingan kami, masalah yang nyata-nyata ada di depan mata selesaikanlah. Kami butuh listrik yang baik, yang tersedia jika kami membutuhkannya, yang bisa menerangi generasi penerusmu saat mereka belajar, yang bisa menghidupkan komputer-komputer kami saat kami kerja, yang menerangi apa yang kami santap saat kami makan, menerangi saat kami membersihkan diri, menjalankan pompa air kami untuk wudhu, mencuci, menyiram kotoran kami. Jangan lupa, saudara sekalian bisa disitu karena kehendak kami.

Bersediakah Bapak dan Ibu sekalian wahai para pemimpin kami berjanji untuk menyelesaikan masalah listrik ini? Saya kok yakin, seandainya janji ini diucapkan dan benar-benar dipenuhi, tim anda akan dikenang sepanjang masa oleh kami yang hidup sekarang ini, dan akan kami ceritakan kepada anak cucu kami.

Jika telah berjanji dengan sungguh-sungguh dan berusaha dengan segala upaya namun tidak juga berhasil, saudara-saudari akan kami kenang dan kami ceritakan kepada anak cucu kami sebagai pribadi-pribadi yang berani, jujur, dan memiliki komitmen yang kuat walaupun belum tangguh menghadapi masalah dan kemudian harus bersedia memberikan kesempatan kepada yang lebih mampu.

Tetapi jika berjanjipun tidak berani, kami akan sangat menyesali kekelirun kami.